Setelah mengikuti teori dan praktek kuliah selama 3 tahun, saatnya kami melaksanakan kuliah kerja nyata alias KKN. setelah mengambil undian, saya dan 6 teman dari berbagai bidang keilmuan meperoleh tempat di dusun Dadapan desa Dadapayu.
Ketika mendengan pengumuman bahwa tempat KKN ku di Gunung Kidul, badan jadi lemes, membayangkan tanah gersang, tanpa air. Bagaimana nanti kalau mandi dan buang hajat?
Akhirnya, mau tak mau harus berangkat juga. Dengan diantar bus kampus, kami sampai di lokasi KKN. Kami berjumlah sekitar 34 kelompok yang ditempatkan di kecamatan Semanu. Sedangkan yang berada di desa Dadapayu 7 kelompok, selanjutnya disebut pos, dengan anggota 7 orang tiap kelompok. Setiap kelompok ditempatkan pada dusun yang berbeda-beda.
Saya ditempatkan di Dusun Dadapan, dan tinggal dirumah pak Kepala Dusun. Rumah pak Kadus sudah semi modern, dindingnya dari beton, lantai masih dari tanah. Disebelah rumah beton, terdapat rumah dari kayu jati, yang berbentuk joglo. Di depan rumah beton, terdapat kandang sapi dan kambing. Sedangkan sebelah kiri rumah, terdapat lapangan yang cukup luas, yang sering digunakan anak-anak untuk bermain.
Kejadian yang paling lucu adalah ketika kita tanya warga tentang rumah seseorang. Jawabnya, dekat kok, hanya seplintengan (sejauh tembakan ketapel) saja. Ketika kita ikuti, busyet deh…. jauh banget, melewati satu gunung kecil. Kalo sejauh ini sih, namanya seplintengan raksasa , gerutu saya dan teman-teman. hehehhe
Ternyata duagaan saya sebelumnya bahwa saya tidak akan bisa mandi dan buang hajat sangat keliru. Di Dusun Dadapan telah mendapat aliran air dari sungai bawah tanah goa Bribin. Ah sudahlah, dibawah ini beberapa foto kegiatan ketika KKN di Gunung Kidul. Silahkan dinikmati hehhehehehe
Berpose dengan pak Kadus di depan rumah pak Kadus yang menjadi pos KKN.
membantu warga membersihkan ketela hasil panen dari kebun. Sebagian besar hasil sawah penduduk adalah ketela
Biarin calon bapak-bapak yang kerja keras pasang rambu-rambu pos KKN, kita narsis aja …. (sadis deh)
Mengajari adik-adik membaca al Qur’an di Musholla dusun. Tahu kalau difoto, mereka pasang tampang paling caem. hehhehehe
Selain mengaji Al-Qur’an, juga ada kegiatan mendongengnya lho, supaya adik-adik makin betah belajar mengajinya
Persiapan membuat bunga dari sedotan untuk acara PKK :D
Syukuran warga satu dusun dalam rangka memperingati HUT RI tanggal 17 Agustus, yang dipimpin oleh pak Kadus. Menunya, nasi tumpeng komplet dan teh manis
Dalam rangka memeriahkan HUT RI tanggal 17 Agustus, maka diadakan berbagai perlombaan, diantaranya makan krupuk
Disela-sela padatnya kegiatan KKN, kami menyempatkan untuk jalan-jalan ke gua-gua yang ada di sekitar dusun
Ini sebagian anggota jelajah gua di gunung kidul. Peralatan yang wajib dibawa : Air minum, tali, senter dan kamera.
Walaupun siang hari, didalam gua betul-betul gelap, sehingga sangat membutuhkan senter sebagai penerang
Memanjat masuk dan keluar dari gua dengan menggunakan tali. Pengalaman yang sungguh mendebarkan
kalau gua yang ini masih bisa dipanjat dengan tangan kosong, walaupun ngos-ngosan juga
Goa Bribin di desa Dadapayu. Di dalam goa terdapat sungai bawah tanah, yang telah diambil airnya untuk kebutuhan masyarakat. Jika ingin masuk ke Goa ini, harus bawa helm dan senter. Sekarang sungainya sudah dibendung untuk proyek Bribin II. Asli, ini satu-satunya bendungan bawah tanah pertama didunia dan hanya ada di Indonesia, dijamin indah banget.
Pic. Vivaforum
Satu minggu sebelum selesai KKN, warga dusun ingin mempersembahkan kebudayaan yang berkembang di sana, yaitu tarian Jathilan. Tarian ini bisa menyebabkan penarinya kesurupan. ditempat lain, tarian ini disebut Jaran Kepang. Dalam Jathilan, selain kesurupan, pemainnya juga makan bunga, kaca bahkan mengupas kelapa memakai giginya. Tarian Jathilan ini diiringi dengan seperangkat gamelan, yaitu gong, gendang dan bonang. Suasana menjadi lebih magis, ketika pawang/dukunnya membakar kemenyan untuk memanggil roh halus. hiiiiii
Berpose sebelum mulai menari Jathilan.
Sebelum kesurupan, masing-masing penari menari dengan kuda-kudaan (jaran kepang) dan masih belum berbahaya.
Ini adalah tarian ketika mereka sudah kesurupan, tidak memakai kuda lagi. Seakan-akan, yang menari buka diri mereka sendiri. Bahkan pada saat ini, pawangnya juga mengalami kesurupan, ketika mencoba menyadarkan salah satu penari. Sang Pawang tiba-tiba melaompat dan merebut gendang yang sedang ditabuh. Dia memeluk gendang sangat erat dan tidak boleh dibunyikan. Akibatnya, para penari yang masih kesurupan menjadi beringas. Untunglah pemain gendang yang asli segera merebut gendangnya, dan memainkan lagi. penonton perempuan sempat menjerit dan berlari ketakuatan, termasuk saya…. hehehehhe
Demikian pengalaman saya selama KKN. Selain itu, kami juga membuka TK yang selanjutnya dikelola oleh desa.
Semoga TKnya masih berjalan hingga kini.
semua gambar selain gua bribin, adalah koleksi pribadi
Salam manis,
Nostalgia KKN Di Gunung Kidul
Posted by Diah Chamidiyah Blog on Minggu, 01 Mei 2011
Related Posts
Blog, Updated at: 09.09
0 komentar:
Posting Komentar