Bingung part II

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Rabu, 15 Juni 2011

Edisi sebelumnya

Mata sendumu kembali menatap daun-daun yang berguguran di halaman. kembali kamu membisu, diam seribu bahasa. Aku tak sampai hati mengusik lamunanmu. Anganku pun melayang pada kejadian tadi sore. Ibu juga sudah bertanya, kapan aku segera melepas masa lajangku? Apa perlu orang tua turun tangan mencarikan aku pendamping hidup? duh, makin tambah bingung deh.

“Ehm… kamu masih menyimak kan? Apa sudah bosan dengar curhatku?” katamu dengan pelan. Aku terkejut hingga tanpa sadar menjatuhkan kue yang sedang kupegang.

“Enggak kok, aku masih menyimak ceritamu.” kataku berbohong.
“Menurut kamu, aku harus pilih yang mana?”
“Emangnya kamu punya pilihan sendiri?” tanyaku
“Kan aku sudah bilang, aku masih menunggu pacarku yang dulu, aku yakin dia akan menepati janjinya.” Katamu dengan gusar.

Tiba-tiba….

Ring…….. ring…….. ring………..
HP mu berbunyi dengan nyaring…
“Hallo, siapa nih?” katamu
……..
“Kok nomernya ganti?”

……..

“Apa, mau ketempatku?”
“Oke, aku segera pulang.” katamu dengan ceria

Tampak binar-binar bahagia menghiasi wajahmu. Mendung diwajahmu sudah terhapus oleh berita dari HPmu.

“Aku pulang dulu ya, pacarku yang tadi tephon, dia sudah dalam perjalanan ke rumahku. Sampai bertemu lagi, ntar sore aku akan menelponmu.” katamu dengan senyum.
“Hati hati di jalan, jangan lupa kabari aku, kalo tak sempat telpon, SMS juga tak masalah.” sahutku ikut merasa bahagia, sambil mengantar kamu ke halaman.
“Eh iya, tolong pamitkan ke Ibu ya, aku terburu-buru sih.”
“Sip.” kataku

Bergegas kamu menstater motormu, dan segera saja kamu menghilang di tikungan jalan.

Aku pun kembali masuk kedalam rumah. Aku melanjutkan mengoreksi pekerjaan anak didikku yang baru ujian semester.Tak terasa, aku mulai terhanyut dalam mimpi.

Mentari terbenam diufuk barat. Semburat jingga diatas cakrawala menghiasi langit sore. Akupun beranjak dari kamarku. Kusambar handuk dan segera masuk kamar mandi. Tak terasa, hari sudah hampir malam. Setelah mandi, terasa kesegaran mengalir dalam tubuh, memberiku energi baru.

“Tadi siapa yang datang, nduk?” tanya Ibu
“Sari bu, dia bingung karena ada dua pemuda yang meminangnya.” kataku
“Dia pilih yang mana?”
“Belum tau bu, sebelum pamit pulang, dia terima telephon dari pacarnya sewaktu kuliah, yang mau berkunjung kerumahnya, makanya dia terburu-buru pulang, tak sempat pamit dengan ibu.” kataku panjang lebar

“Beruntungnya Sari.” kata ibu sambil tersenyum
“Kok beruntung bu, kan dia jadi bingung banyak pilihan.” kataku agak heran
“Betul, tapi dia kan bisa memilih yang sesuai dengan keinginannya, nduk.”

“Kalo menurut ibu, jika ingin menikah, maka pilihlah suami yang mengerti dan taat menjalankan agama. Karena kalau hanya melihat tampang yang ganteng, maka suatu saat dia juga pasti menjadi jelek, atau karena kaya raya, jika tidak pandai mengatur kekayaan, nanti juga bisa jatuh miskin. Wajah tampan dan kekayaan mudah dicari, iman dihatilah yang paling utama, begitu nduk.” kata ibu panjang lebar

“Iya bu, saya juga setuju. Syarat yang paling utama adalah mempunyai keyakinan yang kuat.” kataku sambil tersenyum
” Kamu sendiri bagaimana? sudah punya calon suami belum, nduk?” tanya ibu
Deg…. Aku hanya mampu tertunduk.

Aku juga mengalami masalah yang sama dengan Sari. Bedanya, orangtuaku tak pernah memaksakan sesuatu pada anak-anaknya. Mereka menyerahkan pilihan sepenuhnya pada anak-anaknya.

“Adikmu sudah punya calon istri, dan ingin segera menikah. Apakah kamu rela jika didahului adikmu?” tanya ibu lagi
“Saya tidak merasa keberatan jika adik mau menikah duluan.” kataku dengan lirih
Tiba-tiba HP ku berbunyi. Aku pun beranjak ke kamar untuk mengambilnya.

“Hallo…”
“Aku dilamar pacarku, dan hebatnya lagi, kedua orang tuaku sejutu………” kata Sari sambil teriak
“Selamat ya, kapan rencana pernikahmu?” tanyaku
“Kira-kira enam bulan lagi. Nanti kalau sudah ada kepastian, kamu aku kabari lagi. Sudah dulu ya.” klik, Sari sudah menutup telephonnya.

Akupun kembali duduk disebelah ibu.

“Dari siapa nduk?” tanya ibu
“Sari bu, dia dilamar pacarnya. Orangtuanya sudah setuju. Rencananya Sari menikah enam bulan lagi, bu.”
“Syukurlah, semoga kamu cepat menyusul sahabatmu.” pinta ibu
“Amin….” sahutku

Malam semakin larut, ibu pun beranjak ke kamarnya. Aku masih termenung di depan TV. Ah, sebaiknya aku serahkan semua pada Yang Kuasa saja, kataku dalam hati.

Selesai

Blog, Updated at: 11.49

1 komentar:

  1. Dapatkan Bantuan Modal Usaha Rp 20-60 Juta/Orang Tanpa Bunga Tanpa Jaminan Terbatas Untuk40 Pemohon Yang Disetujui Informasi Lengkap Dan Pengajuan Permohonan Klik : www.uanggratisan.webs.com

    BalasHapus

Popular Posts

Followers