Mercy Berhati Tulus (cerpen)

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Minggu, 01 Mei 2011

Di pinggir kerajaan Pelangi hiduplah seorang kakek tua bersama cucu perempuannya Mercy. Setiap hari mereka bersama-sama berkebun, menanami halaman rumah dengan berbagai macam bunga, yang diolah menjadi minyak wangi yang sangat harum, kemudian mereka jual di pasar.
Kakek Robin amat menyayangi Mercy, baginya Mercy adalah segala-galanya, apapun yang diinginkan oleh cucunya pasti akan dipenuhi. Demikian pula sebaliknya Mercy pun amat menyayangi kakek Robin, yang menjadi satu-satunya keluarganya dan merawatnya sejak kecil. Kedua orang tua Mercy sudah meninggal dunia karena kecelakaan kereta sewaktu dalam perjalanan ke kota.
Matahari bersinar cerah, terasa hangat, Mercy dan kakek Robin asyik menyiangi tanaman bunganya. Tiupan angin yang berhembus terasa segar dan harum karena bunga-bunga sedang bermekaran dan siap untuk diolah menjadi minyak wangi.“Kakek, Mercy mau memetik bunga mawar yang disebelah sana ya, biar besok kita bisa membuat minyak wangi dan lusa kita menjualnya ke pasar. Mercy ingin membeli pakaian hangat buat kita, karena sebentar lagi musim dingin akan tiba.” Kata Mercy.
“Iya Mercy, Kakek setuju, sekalian kita beli persediaan makanan buat musim dingin. Biar kakek saja yang memetik bunga mawar karena duri-durinya bisa melukaimu, kamu teruskan menyiangi bunga lily saja.” Kata kakek Robin.

Mercy pun melanjutkan untuk menyiangi bunga lily. Kakek Robin mulai beranjak untuk memetik bunga mawar yang sudah mekar dan siap untuk dijadikan minyak wangi. Berdua mereka asyik bekerja hingga menjelang sore.
Tiba-tiba “Aduh, aduh…. Mercy tolong Kakek.” Seru kakek Robin
Kakek Robin ternyata tertusuk duri mawar dan langsung tergeletak.
“Kakek, Kakek kenapa? Tolooong..toloong…tolooong…!” Teriak Mercy ketakutan. Tak terbayangkan jika kakeknya meninggal, dengan siapa lagi ia akan hidup. Bukankah dia menjadi gadis sebatang kara?
Para tetangga berdatangan mendengar teriakan Mercy. Mereka segera membantu Mercy, dan mengangkat tubuh kakek robin untuk dibaringkan di bale-bale.

Sudah beberapa hari Kakek Robin bagaikan tertidur, beberapa tabib dipanggil untuk menyembuhkan penyakitnya tapi tak seorangpun yang mampu.“Kakek bangunlah kek… Mercy takut kek… kakek jangan pergi…kalau Kakek pergi, dengan siapa lagi Mercy hidup kek… Kakek jangan tinggalkan Mercy.” Ratap Mercy. Sekeras apapun Mercy menangis kakek tercintanya tidak bangun juga.Untuk melanjutkan hidupnya Mercy tetap bekerja mengurus tanaman-tanamannya dan mencoba untuk membuat minyak wangi sendiri, walaupun hasilnya tidak sebanyak jika bersama kakek Robin. Dengan sabar Mercy merawat kakeknya walaupun dia tidak tahu harus menunggu berapa lama agar kakek bangun dari mati suri.Setiap malam Mercy selalu berdoa memohon agar kakeknya diberi kesembuhan dan dapat membahagiakan sisa hidup kakeknya.“Kakek apa yang harus Mercy lakukan biar Kakek bisa sehat kembali?” Ratap Mercy sambil membelai dahi kakeknya, air matanya terus menetes hingga akhirnya rasa capai membuat dia tertidur di sebelah kakek Robin. Mercy pun bermimpi. Dalam mimpinya, Mercy bertemu dengan peri Mawar.
“Mercy jangan takut, aku adalah peri Mawar yang tinggal di kebunmu. Kamu jangan bersedih, kakekmu tertusuk oleh duri jahat yang dimiliki peri Duri Racun yang memang jahat sekali.  Peri Duri Racun adalah saudaraku. Sebenarnya sudah lama ia ingin mencelakai kamu atau kakek Robin. Dia tidak suka jika mawar-mawar itu kalian olah menjadi minyak wangi. Di negeri kami sebenarnya kami menghargai dan merasa sangat bahagia jika kalian menjadikan kami menjadi lebih bermanfaat. Karena Tuhan memang menciptakan kami untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi Peri Duri Racun selalu berselisih paham dengan kami, menurut dia lebih baik bunga mawar mati membusuk saja dari pada diolah menjadi minyak wangi, dia benar-benar kesal jika kalian memanfaatkan mawar-mawar itu.” Jelas Peri Mawar.
“Carilah bunga Mawar kehidupan yang berada di Timur. Percayalah, kakekmu akan sembuh dengan tetesan sari bunga mawar kehidupan. Saranku pergilah kamu ke arah matahari terbit, tidak usah khawatir meninggalkan kakekmu, percayalah aku akan menjaganya.” Janji Peri Mawar.
Mercy terbangun dari mimpinya, rasanya mimpinya bagaikan nyata. Perkataan peri Mawar bagainya merupakan satu-satunya jalan untuk menyembuhkan kakeknya. Mercy bertekad untuk menemukan sari tetes bunga mawar kehidupan demi kesembuhan kakek tercintanya.
Pagi sekali, sebelum matahari terbit, Mercy mulai melakukan perjalanan ke arah timur. Hujan dan Panas datang silih berganti menerpa tubuhnya. Dia tetap berjalan kearah matahari terbit, melewati hutan,gunung dan menyeberangi sungai. Hingga pada suatu hari ia berpapasan dengan seorang anak muda yang kelaparan dan pakainnya compang-camping.
“Bagilah sedikit makananmu , aku sangat lapar. Sudah tiga hari ini aku belum makan cuaca yang dingin dan hujan yang deras membuatku sakit dan aku tidak menemukan apapun yang bisa kumakan. Semua pintu rumah yang kuketuk, tak ada yang mau membuka. Tak seorangpun mau menolongku” Iba pemuda compang-camping tersebut. Sekilas Mercy menatap pemuda yang ada di depannya, sepertinya masih muda tetapi wajah dan pakainnya sangat kotor, bau lagi! Tapi Mercy merasa kasihan dengan wajahnya yang sangat memelas dan kelaparan.“Ini masih ada sepotong roti. Jangan khawatir aku masih ada bekal, makanlah.” Kata Mercy sambil mengulurkan roti. Pemuda compang-camping, langsung melahap habis bekal Mercy tanpa sisa.
“Terima kasih gadis yang pemurah, kalau boleh tahu mau kemanakah kau pergi?” Tanya pemuda tersebut. Mercy pun menceritakan apa yang menimpa kakeknya dan harus menemukan sari tetes mawar kehidupan yang dia sendiri masih bingung dimana harus mencarinya. “Yah aku pernah mendengar sari tetes mawar kehidupan yang kau maksud, sepertinya tumbuh di lembah  Alpenia yang terletak di arah matahari terbit, berjalanlah terus menuju matahari terbit. Aku hanya bias mendoakan kamu supaya kamu lekas menemukannya.” jelas pemuda yang menjadi lebih segar karena sudah menghabiskan bekal Mercy. Mercy merasa mempunyai kekuatan dan semangat yang baru setelah mendapat penjelasan dari pemuda itu bahwa jalan yang ditempuhnya sudah benar, walaupun bekalnya sudah habis, hanya air minum yang tersisa. Ditengah perjalan tiba-tiba  terdengar rintihan… ”Nak tolonglah nenek… Nenek haus sekali. Dari kemarin Nenek tidak menemukan setetes airpun.” Rintih seorang nenek. “Oh kasihan sekali, minumlah Nek” kata Mercy sambil mengulurkan tempat minumnya. Setelah meminum air, nenek itu terlihat lebih segar. “Anak yang cantik ini mau kemana? Dan tujuannya apa?” Tanya nenek tersebut. Lalu Mercy juga menceritakan masalah yang sedang dihadapinya.
“Alangkah bahagianya kakekmu mempunyai cucu yang cantik dan berhati tulus, lanjutkan perjalananmu Nak, Nenek percaya kamu akan menemukan sari tetes bunga mawar kehidupan tersebut.” Angin bertiup semakin kencang. Rasa lapar dan haus mulai mendera, hanya tersisa kain hangat yang melindungi Mercy dari terpaan angin yang kencang. Mercy terus berjalan dengan tabah. Kembali Mercy bertemu dengan kakek renta, ”Nak tolonglah kakek nak, Kakek sangat kedinginan.” Ratap seorang kakek renta yang menggigil kedinginan. Tanpa ragu-ragu Mercy langsung memakaikan kain hangatnya kepada kakek tua tersebut. ”Terima kasih ya Nak, Kakek merasa lebih hangat, lanjutkanlah perjalananmu. Doa Kakek menyertaimu.” Mercy melanjutkan perjalanan tanpa bekal apapun. Semuanya telah habis. Makanan, minuman dan baju hangatnya sudah diberikan pada orang yang lebih membutuhkan. Lapar, haus dan dingin menyerang Mercy hingga rasanya Mercy sudah tidak sanggup lagi untuk berjalan. Akhirnya Mercy tiba di tepi sungai. Tampak di seberang sungai tumbuh bunga mawar yang berbunga, diantara bunga-bunga yang sedang bermekaran, tampak sekuntum bunga mawar yang berwarna biru bersinar.

”Oh itulah mawar kehidupan yang aku cari, indah sekali sinar yang dipancarkannya.” Mercypun bergegas menyeberangi sungai. Tetapi badannya sangat lemah, ia pun tidak kuat menahan arus air sungai yang deras. Mercy pun hanyut tidak sadarkan diri. Akan tetapi, sebelum pingsan, sekilas Mercy melihat sepasang tangan yang sangat kuat menariknya dari sungai.
Setlah beberapa saat, Mercypun siuman. Mercy tidak tahu dimana dia berada, tempat tidurnya sangat indah dan baju yang dia pakai juga menawan bak puteri raja.“Aku dimana? bunga mawar kehidupan… ah, aku tidak bisa mengambil bunga mawar kehidupan.” Mercy merintih lemah “Tenanglah Mercy kamu berada di istanaku. Jangan khawatir, kakekmu akan sembuh. Kamu telah berhasil menemukan sari tetes bunga mawar kehidupan, dan lulus dari berbagai ujian yang mengahadangmu. “ Kata seorang pemuda yang tampan.“Siapakah kamu? kenapa aku berada di sini?” Mercy bertanya dengan heran “Kamu masih ingat dengan pemuda yang kelaparan? akulah pemuda kelaparan yang kamu tolong dalam perjalananmu. Sebenarnya aku seorang pangeran yang sedang menyamar, nenek dan kakek yang kamu tolong mereka adalah raja dan ratu. Mereka adalah kedua orang tuaku.” Kata pangeran tampan.“Aku sudah mengikuti perjalananmu dari mulai kamu keluar dari desa sampai akhirnya kamu hanyut di sungai. Akulah yang menolongmu ketika kamu hanyut, dan ini, terimalah sari tetes bunga mawar kehidupan ini untuk kesembuhan kakekmu.”
“Oh terima kasih.”Mata Mercy berbinar bahagia karena kakeknya akan sembuh dan akan bersama denganya lagi. Setelah sembuh, Mercy berpamitan pada keluarga kerajaan yang sangat baik budi, kemudian bergegas kembali ke desanya. Setelah menempuh perjalanan yang terasa lebih singkat, Mercy pun sampai di rumah. Mercy segera menemui kakeknya, dan memercikkan setetes sari bunga mawar kehidupan yang dibawanya. Setelah dipercikan dengan sari tetes bunga mawar kehidupan, kakek Robin pun sembuh dan terbangun dari tidur panjangnya. Mercy sangat berbahagia karena dapat hidup kembali bersama kakek yang sangat dicintainya.
salam,
Pic: bing

Blog, Updated at: 09.06

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Followers