Menghitung receh demi receh
Menebar mata mencari bayangan
Adakah yang akan menoleh barang sejenak
Sambil melempar deting sepotong logam
Kaki terjulur menentang jalan
Tertangkap mata membuang pandang
Jijik tampak pada sorotan orang
Nanah dan darah menetes lamban
Oh…… Tuhan….
Sanggupkah aku menanggung radang
Dendam dan laraku menjadi rintihan
Akankah semua berakhir terang
Menjelma menjadi bahagia
Kembali tanganku menengadahMemohon belas kasihan orang yang lalu lalang
Berharap dapat meringankan beban
Tampak gadis berparas ayu
Sambil membuang muka melempar recehan
Tak tahan pada muka yang kelam
Kaki penuh darah dan nanah
Beginilah nasib orang jalanan
Tanpa sanak dan kadang menyambang
Hanya beralas koran bekas bungkus makan
Mengharap belas kasihan
Satu hari datang saat yang naasPetugas berseragam datang menghadang
Tak berdaya ku hanya terdiam
Tanpa ampun akupun turut disita
Menghalang pemandangan kota, katanya
Bagai tanpa harga berdiri dalam bak
Dalam catatan dinas kota
Terdaftar sebagai orang cacat
Diberikan bekal berbagai ketrampilan
Untuk merubah nasib buram
Sayang tanpa uluran tangan dermawan
Ketrampilan menjadi tersia-siakan
Akhirnya, kembali ke jalan lama
Mengais receh demi receh
Mengharap belas kasih dari pengguna jalan
Inilah kisah tragis pengemis jalanan
(Pic: Bing)
0 komentar:
Posting Komentar