Puasa Hari Arafah, Apakah Itu?

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Selasa, 28 Februari 2012

Sebelum subuh tadi, sebagaian umat Islam makan sahur. Apakah hari ini wajib berpuasa? tidak jawabnya. Hari ini adalah hari Arafah, yaitu hari dimana jutaan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah haji melakukan wukuf di padang Arafah. Nah, bagi umat Islam yang tidak berhaji dianjurkan untuk melakukan ibadah puasa Arafah.
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada saat diberlangsungkannya wukuf di padang Arafah tanggal 9 Dzulhijah oleh para jamaah haji. Wukuf di Arafah bisa dikatakan sebagai inti dari pada pelaksanaan ibadah haji. Tidak disebut melaksanakan ibadah  haji jika tidak melaksanakan wukuf di Arafah.  Karena itu puasa Arafah ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya, yaitu niat, tidak makan dan minum dari sebelum subuh hingga magrib.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya:
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Assyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas.” (HR. Muslim)
Sementara puasa Tarwiyah dilaksanakan pada hari Tarwiyah yakni pada tanggal 8 Dzulhijjah. Ini didasarkan pada satu redaksi hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.
Hadits mengenai puasa Tarwiyah ini diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus (2/248). Namun derajat hadits ini maudhu’ (tertolak) karena ada periwayat hadits yang oleh para ahli hadits dianggap pendusta yakni Muhammad bin Saaib Al-Kalby. Sementara ada juga periwayat dalam hadits tersebut yang dinilai majhul alias tidak dikenal, yakni Ali bin Ali Al-Himyari
Para ulama memperbolehkan mengamalkan hadits yang maudlu’ sekalipun sebatas hadits itu dalam diamalkan dalam rangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.
Puasa Arafah dan Tarwiyah sangat dianjurkan untuk turut merasakan nikmat yang sedang dirasakan oleh para jemaah haji sedang menjalankan ibadah di tanah suci. Hari-hari pada sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:
Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR Bukhari)

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi:” Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.”
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda:

“Diketahui bahwa bagi orang yang ingin berniat puasa sunnah, lebih baik ia juga berniat melakukan puasa wajib jika memang ia mempunyai tanggungan puasa, tapi jika ia tidak mempunyai tanggungan (atau jika ia ragu-ragu apakah punya tanggungan atau tidak) ia cukup berniat puasa sunnah saja, maka ia akan memperoleh apa yang diniatkannya.”
Maksudnya adalah jika ada umat Islam yang pada saat puasa wajib, baik dibulan Ramadhan atau puasa karena nadzar, dan belum dilaksanakan (mempunyai tanggungan) maka pada hari ini dianjurkan untuk berniat puasa wajib, maka dia akan memperoleh apa yang diniatkan (puasa wajib) juga mempeoleh pahala puasa sunnah. Wallahualam bi shawab.
(dari berbagai sumber)

Blog, Updated at: 19.36

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Followers