Perselingkuhan

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Sabtu, 03 Desember 2011

Perselingkuhan
Pagi hari di ruang kantor:
tok tok tok
“Masuk!”
“Selamat pagi bu, perkenalkan, ini teman saya yang ingin bekerja disini. Dan ini surat lamarannya.”
“Terima kasih pak, silahkan bapak kembali bekerja.”
Surat lamaran:
Kepada yth….dst
Nama: Surti
TTL : Yogya, 1 Desember 1974
Status : Menikah
“Surti, disini yang dibutuhkan hanya buruh lipat. Mau?”
“Tidak apa-apa bu, yang penting saya bekerja, sehingga dapat menambah uang belanja.”
“Baik, kamu diterima bekerja disini. Sekarang juga kamu boleh mulai bekerja.”
“Terima kasih bu.”
Sore hari, sewaktu pulang kantor, Surti pulang dijemput suaminya. Begitu berlangsung selama satu bulan. Bulan berikutnya, Surti pulang dengan teman kerjanya. Ramai terdengar kabar bahwa Surti telah selingkuh.
Siang hari disebuah kantor pemerintah:
“Untuk kelancaran proses birokrasi, silahkan membayar Rp. 500.000,00 .”
Setelah sore hari, uang kelancaran birokrasi masuk ke kantong oknum pegawai. Ah, lagi-lagi terjadi perselingkuhan antara jabatan dengan kepentingan.
Sore hari di perempatan lampu merah:
Sebuah mobil keluaran terbaru tak mau berhenti ketika lampu menyala berwarna merah. Polisi mengejar bermaksud memberikan surat tilang. Namun apa yang terjadi? ternyata yang naik modil tersebut adalah pejabat. Dan polisi urung memberikan surat tilang, tapi memberikan hormat.
Terjadi perselingkuhan antara aparat dengan pejabat.
Malam hari di sebuah rumah:
Jam dinding menunjuk angka 12
” Nanti dulu sholat Isya’, tanggung, mau kejar setoran publish di Kompasiana nih.”
Hingga jarum jam menunjukkan di angka lima subuh. Yang terdengar hanya bunyi dengkuran. Sholat Isya’ dan subuh terlewatkan.
Bahkan Tuhan pun kalah oleh internet.
Salam

Blog, Updated at: 18.26

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Followers