Dengar Adzan, Istirahat Dulu Ah... part I

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Rabu, 18 Mei 2011

Siang ini cuaca mendung, tetes air hujan sudah sampai membasahi bumi. Kang Tarjo dan Yu Jum duduk di beranda melepas lelah setelah bekerja. Yu Jum membantu tetangga mencuci dan menyetrika baju, Kang Tarjo bekerja di pabrik meubel, yang bikin hutan gudul.

Sambil menikmati segelas es teh dan sepiring pisang goreng, mereka berbincang dengan seru.

“Dek, ada pengalaman unik nih. Mau dengar ga?” tanya Kang Tarjo

“Mau donk. Asal beneran lho.” sahut Yu Jum

“Mosok ga beneran sih?” Kang Tarjo jadi keki

“Ya iya, seringnya kan hanya godain doang…. ntar yang jadi sasaran aku lagi…” kata Yu Jum sambil merengut

“Ok deh… sekarang tokohnya ga kamu kok say….”

“Gimana ceritanya?’

“Denger baik-baik ya….”


“Kisah ini terjadi ketika aku masih bujang, dan baru dua tahun merantau di Jakarta ini…”

Suatu hari, setelah dua tahun hidup di Jakarta dan berpindah dari satu kontrakan ke kontrakan yang lain, aku dan kawan-kawan yang berjumlah enam orang, kedatangan satu lagi personil dari kampung. Jakarta yang sudah sumpek menjadi bertambah sumpek karena urbanisasi ini. Bagaimana tidak tertarik, sebagian besar industri ada di Jakarta, sepertinya mencari uang di Jakarta sangat mudah, sehingga setiap tahunnya Jakarta selalu kebanjiran. Baik kebanjiran air maupun kebanjiran orang.

Sebut saja Mas Toer, orangnya sangat lugu dan bersemangat. Setelah di jemput Bang Rijal, ipar Mas Toer yang asli Batak, dari terminal Kampung Rambutan, kami duduk duduk dulu di depan rumah. Suasana makin ramai dengan kedatangan tetangga kiri kanan rumah. Jadilah depan rumah tempat nongkrong kagetan. Setelah bertegur sapa sejenak, dan mencicipi buah tangan asli Jogja, geplak dan bakpia, Kang Paijo membuka tebak tebakan. Aku dan teman-teman yang lain sudah paham dengan maksud Kang Paijo, diam saja sambil tersenyum dalam hati.

“Eh… dengar aku punya cerita nih.”


Sauasana jadi hening…

“Kalian tahu patung Selamat Datang di depan HI yang melambai kan?” tanya kang Paijo

“Tahu lah, kan tiap hari kalo berangkat kerja dilewati.” sahut Mr. One

“Nah, ternyata… patung itu duduk dulu kalo mendengar suara adzan….“

“Masak ada patung bisa duduk?” tanya Mas Toer keheranan

“Gak percaya? buktikan aja sendiri…”

“Tapi aku kan baru datang, belum tahu jalan-jalan di Jakarta.” kata Mas Toer agak menghiba

“Jangan kuatir adikku sayang, ntar abang antar jalan-jalan ya..” kata Bang Rijal

Pertemuan di depan rumah bubar setelah terdengar adzan magrib.

Agaknya, malam itu Mas Toer tidak bisa tidur dengan nyenyak, masih memikirkan cerita Kang Paijo.
Tunggu kelanjutannya ya....

Blog, Updated at: 13.19

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Followers