Gadis Berkemben Putih

Posted by Diah Chamidiyah Blog on Senin, 23 Desember 2013

Gadis Berkemben Putih
 “Mas, boleh aku ikut? sudah malam nih, aku takut pulang sendirian.” kata wanita cantik berkemben putih, saat aku menghentikan sepeda karena dia melambaikan tangannya. Saat itu, pakaian dengan kemben sebatas dada memang masih in.

Sebenarnya, aku agak merinding juga. Hari sudah agak malam, aku memang sedang lembur di kantor kecamatan, maklumlah, sekarang musim kawin, bulan besar kata orang jawa, jadi banyak yang buat KTP untuk melangsungkan pernikahan. Akibatnya, aku harus lembur hingga pulang agak larut. Saat ini, aku memilih jalan pintas agar segera sampai rumah. Memang jalan pintas ini melewati kuburan tua yang sudah tidak digunakan penduduk. menurut cerita orang-orang, di kuburan ini sering muncul hal-hal aneh. Bahkan kalau malam hari sering terdengar perempuan menangis.

Tanpa memperdulikan cerita-cerita orang, aku pun mengayuh sepedaku dengan kencang hingga melewati kuburan itu. Akhirnya, aku agak memperlambat laju sepeda tua ini, karena genteng rumah penduduk sudah kelihatan.  Masih dua tikungan lagi aku sampai di perkampungan. Saat tinggal melewati satu tikungan lagi itulah ada seorang gadis cantik yang melambaikan tangannya.

“Bagaimana mas, aku bolah mbonceng?” katanya dengan tatapan mata memohon.

“Baiklah. Memangnya rumah kamu dimana? apa orang tua kamu tidak khawatir?” Kataku sambil mengayuh pedal sepeda

“Aku tinggal sendiri mas, kedua orang tuaku sudah meninggal.” kata gadis berkemben putih itu

Kami pun terdiam. Aku tetap menggenjot pedal sepedaku dengan santai. Aneh, walaupun ada gadis yang membonceng dibelakang, aku tidak merasa capek mengayuh sepeda. Angin berhembus agak kencang. Sayang, aku tidak pake jaket, hanya seragam kecamatan yang agak tebal dan berlengan pendek yang aku pakai. Stelah mengayuh sepeda agak lama,

“Mbak, masih jauh rumahnya?” tanyaku

“Itu mas, rumah diujung jalan yang terang benderang itu rumah saya.” Katanya sambil menunjuk rumah Joglo yang sangat terang, berpagar dan ada pintu regolnya.

Setelah sampai di depan regol, aku pun mengerem sepedaku.

“Dah sampai mbak….” Kataku

“Eh, terimakasih mas. Mari mampir mas, sepertinya mau hujan.” katanya

Tiba-tiba, langit menjadi mendung, dan rintik hujan mulai turun. Dengan berlari, kami memasuki halaman rumah. Sampailah kami di ruang tamu yang sangat luas, dan tetata dengan apik. Banyak benda-benda antik yang tersimpan dirumah ini. Lampu gantung yang mewah, arca-arca yang indah, serta almari pajang yang sangat indah, beserta isinya. Ternyata gadis itu anak orang kaya, bahkan mungkin bangsawan!

” Eh, maaf mbak, namanya siapa?” kataku dengan mengulurkan tangan

“Rara mas, Nama Mas siapa?” katanya sambil menyambut uluran tanganku. Tangannya terasa dingin, mungkin karena kena air hujan tadi, pikirku.

“Rahman…”

“Silahkan duduk mas, aku mau ganti baju dulu.”

Aku pun duduk dikursi rotan yang berplitur dan berukir yang sangat indah. Rara datang sambil membawa nampan berisi cangkir dari kuningan. Tampak asap mengepul dari dalam cangkir.

“Silahkan diminum mas Rahman, hanya teh saja yang ada.” kata Rara sambil meletakkan nampan

Aku pun mengambil cangkir. Setelah meminum isinya, tiba-tiba aku merasa sangat ngantuk. Dan aku sudah tak tahu apa yang sedang terjadi.

Pagi hari…

“Ada orang tidur di kuburan!”

Teriak orang-orang.

Akupun terbangun, dan betapa kagetnya aku, tidur di kuburan sambil memeluk batu nisan.

Jadi siapakah Rara?

Tulisan ini sudah saya posting di komposiana

Blog, Updated at: 06.50

3 komentar:

  1. wedewww...malem2.. baca cerita ginian..mrinding..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asyik lo Mas, apalagi kalau dah punya istri :)
      thanks atas kunjungannya

      Hapus
  2. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    BalasHapus

Popular Posts

Followers